Selasa, 31 Mei 2016

Beberapa fakta kelahiran pancasila

Hari ini, 1 Juni 2015, Bangsa Indonesia memperingati 70 tahun kelahiran Pancasila. Dalam rentang waktu itu, Pancasila hadir sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan sekaligus ideologi pemersatu bangsa ini.

Namun, dalam rentang waktu itu juga Pancasila berkali-kali berupaya dimanipulasi dan diabaikan. Terutama di era Orde Baru (Orba). Bahkan, peringatan Hari Lahirnya Pancasila pernah dihilangkan selama tiga dekade perjalanan bangsa ini.
Berikut beberapa fakta mengenai Hari Lahirnya Pancasila:
  1. Hari kelahiran Pancasila mengacu pada pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 di hadapan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidato tidak tertulis dan berlangsung satu jam itu, Soekarno membeberkan lima dasar bagi Indonesia Merdeka, yaitu Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Tahun 1947, Departemen Penerangan Republik Indonesia (RI) mempublikasikan pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 dengan nama Lahirnya Pancasila. Kata pengantar buku tersebut ditulis oleh Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat, menyebut bahwa pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari Lahirnya Pancasila. Sedangkan peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila baru dimulai secara resmi di tahun 1964.
  3. Pemikiran Bung Karno tentang Pancasila sudah digalinya sejak dibuang ke Ende, Flores. Saat itu, Bung Karno menyebut sebagai Lima Butir Mutiara (Yuke Ardhiati, 2010). Bung Karno sendiri mengakuinya dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Ia mengaku, Pancasila merupakan hasil perenungannya di bawah sebuah pohon sukun di pulau tersebut.
  4. Soekarno tidak pernah menyebut dirinya sebagai ‘penemu Pancasila’. Sebaliknya, dia selalu menekankan bahwa dirinya hanya ‘menggali Pancasila’ dari tradisi bangsa Indonesia di masa yang lampau.
  5. Pada tahun 1970, sebagai bagian dari proyek menyingkirkan Soekarno dari sejarah dan ingatan rakyat Indonesia (de-sukarnoisasi), peringatan Hari Lahirnya Pancasila dilarang oleh Kopkamtib. Sejak tahun itu hingga tahun 2010, tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
  6. Sebelumnya, melalui SK Presiden Nomor 153/1967 tanggal 27 September 1967, Soeharto menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila mengacu pada keberhasilan tentara yang dipimpin Soeharto untuk menggagalkan G.30 S, sebuah peristiwa yang kemudian dijadikan dalih oleh Soeharto, tentara, dan sayap kanan untuk membasmi PKI dan menggulung kekuasaan Soekarno.
  7. Pada tahun 1971, rezim Orde Baru melalui salah seorang ideolognya, Nugroho Notosusanto, memulai proyek mengaburkan keterkaitan antara Bung Karno dan Pancasila. Melalui buku berjudul “Naskah Proklamasi Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik (Pusat Sejarah ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1971), Nugroho mengklaim ada empat rumusan tentang Pancasila, yaitu pidato Muhamad Yamin (29 Mei 1945), pidato Soekarno (1 Juni 1945), hasil kerja Tim Sembilan yang disebut ‘Piagam Jakarta’ (22 Juni 1945), dan Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945). Bagi Nugroho, rumusan Pancasila yang paling otentik adalah rumusan tanggal 18 Agustus 1945 karena Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dilahirkan secara sah pada tanggal 18 Agustus 1945.
  8. Dalam artikel-artikel selanjutnya, Nugroho Notosusanto mulai meragukan sekaligus mengaburkan Soekarno sebagai ‘penemu’ Pancasila melalui pidato tanggal 1 Juni 1945. Menurut Nugroho, Bung Karno hanya menemukan nama ‘Pancasila’, sedangkan jiwanya sudah disampaikan oleh pembicara sebelumnya: Mohamad Yamin dan Soepomo. Klaim Nugroho tersebut merujuk pada buku Mohamad Yamin, Naskah Persiapan Undang-undang Dasar, 1960. Belakangan, muncul pula klaim bahwa penemun Pancasila adalah Mohamad Yamin.
  9. Untuk diketahui, sidang BPUPKI berlangsung tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Memang Mohammad Yamin menyampaikan pidato tanggal 29 Mei 1945 dan Soepomo tanggal 31 Mei 1945, tetapi pidato kedua tokoh itu tidak menjawab tuntutan agenda sidang mengenai dasar negara yang dicita-citakan. Barulah, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato yang berhasil menjawab kebutuhan tersebut. Ini nampak jelas dalam bagian pembuka pidato Bung Karno: Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menepati permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini. Maaf, beribu maaf! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenamya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta oleh paduka Tuan Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda: “Philoso- fische grondslag” dari pada Indonesia Merdeka. Philosofische grondslag itulah pondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam- dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.
  10. Klaim Yamin sebagai penemu Pancasila dibantah oleh Bung Hatta. Melalui surat wasiatnya kepada Guntur Soekarnoputra, tanggal 16 Juni 1978, Bung Hatta mengatakan, mendekati akhir bulan Mei 1945 agenda utama sidang BPUPKI adalah soal dasar negara Republik Indonesia yang akan dibangun. “Kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena takut pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan filosofi yang berpanjang-panjang,” kata Bung Hatta. Menurut Bung Hatta, Bung Karno yang menjadi salah satu anggota BPUPKI berhasil menjawab pertanyaan itu melalui pidato tanggal 1 Juni 1945.
  11. Bantahan terhadap klaim Yamin juga diperkuat oleh Ananda B Kusumah, seorang pengajar UI, yang melakukan riset mendalam terhadap dokumen otentik BPUPKI. AB Kusumah membantah jika Mohammad Yamin yang pertama mengungkapkan dasar negara Pancasila dalam pidato di sidang BPUPKI (Asvi Warman, 2010).
  12. Yamin sendiri berulangkali mengakui Bung Karno sebagai penggali Pancasila: pidato filsafat Pancasila (5 Juni 1958), Seminar Pancasila (1 Juni 1959), dan Seminar Pancasila di Yogyakarta (16 Februari 1959). “Soekarno adalah penggali Pancasila yang otentik,” demikian pengakuan Mohamad Yamin di Seminar Pancasila di Yogyakarta, 16 Februari 1959 (Peter Kasenda, 2014).
  13. Tanggal 6 November 1965, saat sidang paripurna Kabinet Dwikora, di Istana Bogor, Bung Karno marah besar atas upaya menyelewengkan Pancasila menjadi kanan itu. Dengan tegas Bung Karno menyatakan, “Pancasila adalah Kiri.”  Bung Karno mengatakan, unsur utama Pancasila adalah keadilan sosial. Selain itu, Pancasila juga anti-kapitalisme. Pancasila juga menentang exploitation de nation par nation. “Karena itulah Pancasila kiri,” tegas Bung Karno.
  14. Setelah Orde Baru runtuh, Hari Lahirnya Pancasila tidak serta merta diperingati kembali. Baru pada tahun 2010, atas prakarsa Ketua MPR kala itu, Taufik Kiemas, MPR memperingati Hari Lahirnya Pancasila untuk kali pertama pasca tumbangnya rezim Orde Baru. Bersamaan dengan itu, MPR aktif mengkampanyekan ‘empat pilar’, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Tetapi, kampanye empat pilar itu dikecam banyak pihak dan dianggap menyesatkan. Sebab, Pancasila sebagai dasar negara tidak sama dengan ‘pilar/tiang”.
  15. Tanggal 3 April 2014, Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia membatalkan frasa “empat pilar berbangsa dan bernegara” yang terkandung dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.



Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com

GP ANSOR KABUPATEN MALANG GELAR APEL KESETIAAN PANCASILA

Memperingati Hari Lahir Pancasila, yang jatuh pada 1 Juni, Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang akan menggelar Apel Kesetiaan kepada Pancasila dan NKRI.
Acara tersebut dilaksanakan sesuai instruksi dari PP GP Ansor. Seluruh Cabang GP Ansor  di Indonesiaakan serentak melaksanakan apel tersebut.

Senin, 30 Mei 2016

Kisah inspiratif: Tanpa Kesedihan, Pria Ini berkata: Aku Bersyukur Ibuku Meninggal...


Dia berjalan kearah kerumunan tempat prosesi ibunya dikuburkan dengan langkah tegap penuh kepercayaan diri tanpa sedikitpun bekas air mata di pipinya.
Orang-orang melihatnya, menyalaminya, dan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya wanita tercinta yang telah membesarkannya. Hampir tak ada sedikitpun rasa kesedihan di wajahnya.
Dan senyumnya yang ramah itu menimbulkan tanda tanya di benak para pelayat, termasuk saudari satu-satunya.

Minggu, 29 Mei 2016

Kontribusi Kiai Ihsan Jampes dalam Pembumian Tasawuf Nusantara




Kontribusi Kiai Ihsan Jampes dalam Pembumian Tasawuf Nusantara
Oleh Wasid
Membincangkan tasawuf di Nusantara akan lebih memadai, jika tidak mengatakan kurang sempurna, bila tidak mengurai peran pesantren dan tokoh-tokohnya dalam membumikan nilai-nilai tasawuf, baik sebagai wacana maupun sebagai praktik. Tesis ini tidak berlebihan sebab dunia intelektual pesantren telah cukup lama bergulat dalam tradisi intelektual kitab kuning, yang secara prinsipil dengan mengutip perkataan Gus Dur adalah kitab-kitab yang bernuansa fiqih sufistik. Hal ini di ukur melalui intensitas komunitas dalam menjadikan kitab kuning sebagai bahan bacaan di satu pihak  dan dalam mengakrabi nilai-nilai lokalitas di pihak yang berbeda. Karenanya, paradigma ini menjadi titik pijak yang mendasari seluruh praktik keagamaan kalangan pesantren, sekaligus respon mereka terhadap isu-isu sosial dan budaya yang dihadapinya.

Ironi seorang GURU

Masih ingat dengan kasus guru yang menjewer kuping siswanya sampai bonyok? Ya, netizen sepakat kalau itu adalah penganiayaan guru terhadap siswa. Bukan cuma kasus ini saja, sering kali terjadi kasus dimana guru yang menghukum siswanya dicap kejam oleh netizen. Bahkan ada juga yang sampai bawa-bawa polisi. Lantas masih ingat kah rusaknya foto-foto anak SMA yang merayakan kelulusan beberapa waktu silam? Atau siswa foto siswa SMP yang merokok sambil pamer paha bertato? Siapa yang pantas disalahkan atas kerusakan mereka? Guru?

Gus Nadil khoir, pimpin PAC Ansor Karangploso.

Regenerasi dalam kepengurusan GP Ansor ditingkat PAC mulai dilakukan di lingkungan GP Ansor Kabupaten Malang. 
PAC Ansor Karangploso mengawali proses regenerasi tersebut pada tahun 2016 ini.
Tepat pada tanggal 29 mei 2016 bertempat di kantor MWC NU Karangploso PAC Ansor karangploso melaksanakan konferensi anak cabang, dalam kegiatan konferensi tersebut di agendakan membahas LPJ kepengurusan periode lalu sebagai bahan evaluasi, membahas program untuk periode yang akan datang, dan terakhir adalah pemilihan ketua GP Ansor Karangploso.

Refleksi Bagi Penerus Perjuangan Gus Dur


©istimewa
Oleh: Nur Khalik Ridwan*
Bismillahirrahmanirrahim.
Setiap orang memiliki makna tersendiri terhadap Gus Dur, terutama bagi yang pernah bertemu, dan  apalagi bagi mereka yang merasa mewarisi pemikirannya. Seorang yang menulis biografi Gus Dur, bernama Greg Barton menyebutkan bahwa dasar-dasar pemikiran Gus Dur adalah liberalisme. Dalam tulisannya tentang Liberalisme: Dasar-Dasar Progresivitas Pemikiran Abdurrahman Wahid, Barton menyebut dasar pemikiran Gus Dur adalah humanitarianisme liberal, karena ia sangat memperhatikan harmoni sosial, toleransi, hak-hak, dan kepentingan orang lain. Dalam hal ini, penting dikatakan, bahwa Gus Dur seorang yang memiliki perhatian terhadap hal=hal demikian sangatlah terang, tetapi mengatakan dasar-dasar pemikiran Gus Dur adalah  humanitarianisme liberal adalah persoalan.

Sabtu, 28 Mei 2016

Becak orang madura vs polisi

Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Jumat, 27 Mei 2016

Berguru ke Mbah Hasyim, "Luru Ilmu Kanthi Lelaku"


Berguru ke Mbah Hasyim,
Zunus, NU Online 
Nama Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) di kalangan nahdliyyin tidak asing lagi. Di samping sebagai pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926, Mbah Hasyim juga didaulat sebagai Ra’is Akbar NU hingga wafat di tahun 1947. Sebuah posisi tertinggi dalam organisasi NU. 

Imam Al-Azhar: Cadar itu Tradisi Bukan Ajaran Islam


image
Disaat kian maraknya fonomena perempuan mengenakan cadar, secara mengejutkan seorang ulama di sebuah Universitas yang  telah menjadi kiblat ilmu agama Islam selama berabad-abad Al Azhar menyatakan cadar bukanlah ajaran Islam tapi hanyalah tradisi.

MENOLAK LUPA “GUS DUR DAN PANCASILA


Buku “Gus Dur dan Negara Pancasila” ini membuktikan keberanian moral dari seorang “guru bangsa” – Gus Dur – demi mempertahankan pendirian dan keyakinannya terhadap Pancasila. Penerbitnya – di dukung oleh sejumlah aktivis muda NU yang bergairah dan tak perlu diragukan militansinya sebagai penjaga garis belakang warisan pemikiran Gus Dur soal kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

AL HABIB HASAN BAHARUN, ULAMA’ SUKSES, BENTENG ASWAJA


12321372_955804897867447_5982181987421827261_n.jpg
Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun dikenal sebagai seorang ahli bahasa Arab, dan pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah, Raci, Pasuruan. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai seorang Da’i dan ulama’ yang dinilai sangat berjasa besar dalam membentengi ahlussunnah wal jama’ah di Pasuruan, dari berbagai faham menyimpang, seperti Syi’ah. Ulama’ penuh karomah ini, juga dikenal sangat dekat dengan Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah Prof. Dr. Assayyid Muhammad bin ‘Alawi Al Maliki (Abuya Sayyid Muhammad), Makkah Al Mukarromah. Hingga ijazah pendirian PP. DALWA dan pengawasan, sepenuhnya diberikan oleh Abuya Sayyid Muhammad.

ABU NAWAS: MENIPU TUHAN

Abu Nawas adalah seseorang yang selalu memiliki cara untuk menjawab setiap pertanyaan dengan tepat. Bahkan, pertanyaan yang sama pun dapat dijawabnya dengan cara yang berbeda. Dan ada satu lagi yang diketauhi oleh sang guru bahwa Abunawas bisa menipu Tuhan.

ABU NAWAS : SELAMAT DARI AMARAH ISTRI

ABU NAWAS MEMPUNYAI KEBIASAAN PULANG LARUT MALAM DAN HAL ITU SANGAT MENJENGKELKAN ISTRINYA. SANG ISTRI PUN AKHIRNYA MEMBUAT RENCANA UNTUK MEMBERIKAN HUKUMAN KEPADA WAN ABU. DAN…
Rencana terealisasi dengan sempurna, tapi anehnya Abu Nawas malah selamat dari rencana istrinya tersebut. Ternyata Abu Nawas Abu Nawas yang dipukuli istrinya itu merupakan seorang pencuri.
Bagaimana Kisahnya.

Kisahnya
DIAM-DIAM, TERNYATA ABU NAWAS MEMILIKI ISTRI YANG PENCEMBURU.
PADA SAAT ABU NAWAS SERING PULANG LARUT MALAM, IA SELALU MARAH-MARAH.

Pada suatu hari, Abu Nawas keluar rumah hingga larut malam. Hal itu membuat istrinya merasa gelisah dan emosi karena sudah berjam-jam menunggu di rumah. Ia pun tidak bisa tidur gara-gara Abu Nawas yang masih dalam tanda tanya. Bahkan istri Abu Nawas sudah menyiapkan suatu rencana untuk memarahi Abu Nawas ketika dia pulang nanti.
Waktu pun sudah menunjukkan larut malam, begitu gelap, namun Abu Nawas tetap saja tak kunjung kembali pulang. Tiba-tiba saja, dalam kondisi yang seperti itu, terdengar suara seperti orang yang hendak masuk dari jendela rumah yang terbuat dari kayu. Mendengar suara itu, istri Abu Nawas pun langsung siap siaga untuk melancarkan aksinya.

Dipukul Dengan Kayu

IA MENUJU JENDELA SAMBIL MEMEGANG SEPOTONG KAYU BERUKURAN LUMAYAN BESAR. IA BERFIKIR BAHWA ABU NAWAS SENGAJA MASUK RUMAH MELALUI JENDELA KARENA TAKUT DIDAMPRAT ISTRINYA. TAK LAMA KEMUDIAN, MASUKLAH SESEORANG MELALUI JENDELA YANG UKURANNYA RELATIF KECIL.
Dalam kondisi yang gelap, wajah orang tersebut tak kelihatan.
Akan tetapi istri Abu Nawas yang sudah tersulut emosinya langsung saja memukulkan kayu ke orang tadi. Ia memukul secara membabi buta hingga membuat orang yang dikiranya suaminya itu jatuh tak berdaya.

“Ampun… Ampun…,” ujar orang tersebut.
Tentu saja karena pukulan yang membabi buta yang dilakukan istri Abunawas tersebut membuat orang tadi terkapar di lanatai. Istri Abu Nawas pun merasa sangat puas dengan tindakannya ini. Ia menganggap bahwa tindakannya setimpal atas kesalahan suaminya, si Abu Nawas.
“Ayo cepat bagun, lain kali jangan diulangi lagi dengan pulang larut malam,” kata istri Abu Nawas dengan nada membentak.
Eiit…setelah ditunggu beberapa menit, orang tersebut tak juga bangkit-bangkit. Maka mulailah istri Abu Nawas menjadi penasaran. Dalam pencahayaan yang kurang, ia mencoba melihat dengan seksama orang yang dipukulnya tadi.
Betapa kagetnya istri Abu Nawas, ternyata orang itu bukan suaminya. Ia tak mengenali wajah orang yang dipukulinya. Dalam kondisi itu, istri Abu Nawas menyebut orang itu sebagai seorang pencuri dan berteriak dengan keras.
“Ada pencuri…tolong…toloong…,” teriak istri Abu Nawas.
Kontan saja teriakan istri Abu Nawas tersebut membuat para warga berhamburan keluar untuk menangkap pencuri. Tak lama kemudian, beberapa warga pergi ke rumah Abu Nawas. Mereka lantas meringkus pencuri yang sudah tidak berdaya di lantai.

Ikut Bangga dan Bersyukur

PARA WARGA PUN MERASA KAGET MELIHAT KEJADIAN ITU. ADA SEORANG PENCURI YANG DITAKLUKKAN OLEH SEORANG WANITA. PENCURI ITU BABAK BELUR TERKENA PUKULAN DARI ISTRI ABU NAWAS.
“Wah, hebat sekalai, pencuri ini sampai terbaring tak berdaya di lantai. Mungkin butuh berminggu-minggu agar bisa pulih kembali,” kata salah satu warga.
“Maaf Pak, saya tak bermaksud menyakitinya, apalgi sampai separah itu. Hanya kekeliruan saja, Pak,” kata istri Abu Nawas.
“Keliru bagaimana” tanya warga.
“Waktu itu, ia masuk melalui jendela dapur. Dan saya kira suami saya yang baru pulang berpesta dengan teman-temannya, makanya langsung saya gebuk,” jelas istri Abu Nawas.

Tak berapa lama kemudian, Abu Nawas pun datang ditengah-tengah mereka.
Setelah mendengar cerita tentang seorang pencuri yang babak belur dihajar istrinya, ia pun tersenyum kecil dan bersyukur.

“Untung saja bukan saya yang dihajar, makanya jangan main pukul, beginalah akibatnya,” kata Abu Nawas.
Namun demikian, Abu Nawas cukup bangga dengan keberanian istrinya yang sanggup melumpuhkan seorang pencuri.

TAWASUL


tawasul.jpg
Tawasul adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah.

Ø£َÙ„ْÙˆَسِÙŠْÙ„َØ©ُ ÙˆَÙ‡ِÙŠَ Ù…َا ÙŠُتَÙ‚َرَّبُ اِÙ„َÙ‰ الشَّÙŠْئِ ÙˆَتَÙˆَسَّÙ„َ اِÙ„َÙ‰ رَبِّÙ‡ِ بِÙˆَسِÙŠْÙ„َØ©ِ تَÙ‚َرُّبٍ اِÙ„َÙŠْÙ‡ِ بِعَÙ…َÙ„ِÙ‡ِ
Artinya: “Wasilah adalah sesuatau yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada sesuatu yang lain. seseorang bertawassul kepada Tuhannya melalui wasilah (media) Taqorrub dengan amal ibadahnya.” (Kamus Al Misbah Al Munir)

Kamis, 26 Mei 2016

Cara Syekh Mahfudz Attarmasi Berbakti pada Tanah Air



Sebagai salah seorang ulama Nusantara berkaliber internasional yang kepakaran dan keilmuannya di bidang agama diakui dunia Islam, Syekh Mahfudz bin Abdullah Attarmasi tidak lantas melupakan tanah kelahiranya begitu saja. Ia yang dilahirkan dari daerah kecil di Kabupaten Pacitan yang bernama “Tremas” itu masih tetap berbakti terhadap tanah airnya, Indonesia.

Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam


Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam
Mahbib, NU Online |
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj berpendapat, agama tidak perlu dikonstitusikan. Tapi  agama penting diamalkan oleh pemeluknya di dalam negara itu. 

Sejarah Jejak PKI di Indonesia Dari Tahun 1945 Hingga Tahun 1968.


 Kita tentu sudah sering mendengar tentang kekejaman PKI yang pernah terjadi di Indonesia. Tetapi kita jarang mendengar dan mengetahui sepak terjang dan tempat-tempat peristiwa dimana kaum Komunis yang membentuk kepartaian yang bernama PKI (Partai Komunis Indonesia) melakukan tindakan biadab dan keji. Berikut ini penulis mencoba memaparkan kronologis sepak terjang PKI di Indonesia sejak tahun 1945 hingga tahun 1968.

GUS DUR TENTANG KESETARAAN DALAM PERBEDAAN

K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil 'Gus Dur' adalah tokoh Muslim santri sekaligus politisi yang terpilih menjadi presiden keempat Indonesia. Gus Dur, adalah seorang ulama dan pemimpin organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU). Karena itu, pemikiran Gus Dur, termasuk mengenai kesetaraan dalam perbedaan, tidak terlepas dari pemahaman dan penafsirannya terhadap ajaran-ajaran Islam. Pada 1994, Gus Dur datang ke Banjarmasin untuk kegiatan NU. Dia juga diundang PMII Cabang Banjarmasin untuk mengisi seminar tentang 'Pembaruan Pemikiran Islam', bertempat di auditorium IAIN Antasari. Saya ketika itu baru saja selesai skripsi, dan masih aktif di PMII.


Sindir Kerja Birokrasi, Bupati Purwakarta: ''Masa Ngurus Negara Macam Itu, Lagi-lagi Tidak Waras''


   
Bupati Purwakarta: ''Masa Ngurus Negara Macam Itu, Lagi-lagi Tidak Waras''
KOMPAS.com/Reni Susanti
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi 
Dihadapan ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang baru diangkat, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyebut tata kelola birokrasi yang berlaku saat ini tidak waras.

Ia berkisah, sebagai bupati, ia kerap tidak leluasa melaksanakan kebijakan. Misalnya saja, ia hendak membangun jalan tidak lebih dari dua kilometer. Namun, birokrasi yang berlaku membuat pembangunan jalan berjalan lambat.
"Dianggarkan dulu, dirapatin dulu, membahas dulu dengan DPRD, negosiasi dulu, entertain dulu di karaoke dan sebagainya. Makanya, pembangunan di daerah itu seringkali lambat karena tata sistem birokrasi tidak waras," ujar dia.
Ia kembali berkisah bagaimana sistem birokrasi membuat kinerja PNS secara umum bekerja hanya mengejar administrasi pertanggung jawaban.
"Ada proyek, ada SPJ, pertanggung jawaban tidak masalah, tidak ada temuan dari BPK. Selesai, proyek bermanfaat urusan belakangan, masa ngurus negara macam gitu, lagi-lagi tidak waras. Maksud saya,birokrasi itu harus ada rasa emosionalnya untuk membangun," ujar dia.
Selama dua periode berjalan memimpinPurwakarta, ia mengaku melakukan sejumlah terobosan agar birokrasi tidak kaku. Ia menekan para PNS nya untuk berinovasi membangun Purwakarta.
"Jika tidak inovatif, Purwakarta tidak akan seperti sekarang. Selama ini saya menekankan mereka untuk tidak kaku," ujar dia.
Ia mengapresiasi kebijakan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi yang memperpendek birokrasi administrasi di pemerintahan. "Karena sudah seharusnya begitu kalau jadi pemimpin. Kalau pembangunan dilakukan lewat pendekatan birokratis administratif, majunya Indonesia akan lambat," ujar dia.
Pernyataannya diakui Dedi sebagai introspeksi berdasarkan pengalamannya membawahi 8000-an PNS di Pemkab Purwakarta. "Sehingga, diakui saja, sebagai bupati menghadapi kultur birokrasi yang seperti itu kadang bikin saya tidak puas. Makanya, saya bekerja lebih keras lagi dibanding biasanya," ujar dia. (men)
Penulis: men
Editor: dia
Sumber: Tribun Jabar

Presiden Gus Dur Harus Tidur Jam 11 Malam


Presiden Gus Dur Harus Tidur Jam 11 Malam
A. Khoirul, NU Online
Gus Dur mungkin satu-satunya presiden yang mempunyai selera humor tinggi. Suatu malam, pada waktu masih menjabat sebagai Presiden, Gus Dur sempat mengundang Gus Mus untuk hadir di Istana Presiden.

Merampok Anggota DPR


Merampok Anggota DPR
Mahbib, NU Online 
Sekawanan perampok suatu sore memergoki seorang pria berdasi yang menenteng tas sedang berjalan sendirian di kawasan Senayan. Mangsa empuk telah datang, jangan sampai disia-siakan, pikir mereka.

Poligami dan Berburu Kebaikan


Poligami dan Berburu Kebaikan
Mahbib, NU Online 
Ubaid dan Umar merupakan alumni pondok pesantren. Semenjak di pondok keduanya selalu berburu dan bersaing dalam hal kebaikan, terutama di shalat lima waktu. Tapi pada kenyataannya Ubaid selalu kalah dari Umar.

Dua Kiai "Gila" Beda Zaman


Dua Kiai
Oleh Muhammad Faishol

Kharisma dan kewibaan Gus Dur sebagai salah satu kiai NU yang paling berpengaruh tampaknya tak pernah pudar ditelan zaman. Keharuman spiritual yang eksotis, begitu lekat dan fenomenal. Namun di balik nama besarnya, ternyata maqom tersebut tidak diperoleh dengan instan. Ada beberapa kebiasaan ‘gila’ yang istiqomah dilakukan Gus Dur semasa hidup.